TexasBerita - Netizen sempat dibuat heboh terkait status Dosen Universitas Sumatera Utara bernama Himma Dewiyana.
Dalam cuitannya tersebut, Dosen USU tersebut menyebutkan kalimat dengan bunyi 'skenario pengalihan yang sempurna, #2019gantipresiden'.
Berdasarkan cuitannya tersebut, netizen heboh dan selang beberapa menit, status dosen yang diduga masih aktif tersebut, telah dihapus.
Namun, walaupun telah dihapus, status tersebut sudah telanjur di screenshot oleh netizen hingga menimbulkan perdebatan.
Untuk memastikan apakah dosen tersebut adalah Dosen USU, tribun-medan.com pun sempat berbincang-bincang dengan Humas USU bernama Evi Sumanti.
Dalam keteranganya, Evi menjelaskan bahwa dosen yang bersangkutan adalah Dosen Universitas Sumatera Utara.
"Ia benar, dia dosen USU, dan masih aktif," ucap Evi.
Terkait cuitan status dosen yang bersangkutan, Evi menjelaskan bahwa pihak Universitas tidak ikut campur terhadap status dosen tersebut, karena dosen yang bersangkutan menggunakan akun pribadi.
"Dia kan menggunakan akun pribadi, bukan akun USU, enggak ada urusan sama kami. Tetapi, kalau itu sempat akun USU, pasti kami heboh," ucapnya lagi.
Selanjutnya, Evi menuturkan, bahwa kegiatan di media sosial dosen yang bersangkutan murni kegiatan pribadi.
"Itukan kegiatan pribadi, akun pribadinya. Namun, secara internal kami sudah memberikan peringatan supaya menjaga sikap," pungkasnya.
Begitu dahsyatnya serangan bertubi-tubi dari kelompok teroris, malah di media sosial bertebaran postingan-postingan hoax hingga mengundang ujaran kebencian.
Pemosting ujaran kebencian dan hoax ini ternyata bukan dari kalangan masyarakat bawah, tetapi masayarakat yang berpendidikan tinggi.
Salah satunya postingan akun facebook Himma Dewiyana. Postingan wanita yang disebut-sebut bekerja di Univerista Sumatera Utara ini viral hingga mengundang perdebatan hangat netizen.
Setelah tiga serangan bom bunuh diri pada Minggu (13/5/2018) di tempat ibadah Surabaya, Himma Dewiyana memosting sebuah tulisan yang menyebutkan kalau 3 bom gereja di surabaya hanyalah pengalihan isu
Setelah postingannya viral, Himma Dewiyana pun langsung menutup akun facebooknya.
Namun, postingannya sudah terlanjur discreenshoot netizen dan dibagikan ke media daring.
Lalu siapakah sosok perempuan yang bernama Himma dewiyana ini?
Sebelum dilakukannya penonaktifan akun facebooknya, netizen sempat melacak profesi dan aktivitas Himma Dewiyana dalam kesehariannya.
Himma disebut seorang dosen di Universitas Sumatera Utara (USU). Hal itu sesuai dengan sebuah postingan di Fans Page Kantor Arsip Universitas Sumatera Utara.
Namanya tercantum dalam sebuah caption foto yang dipostingan fans page tersebut, menceritakan kegiatan yang dilakukan oleh Himma dewiyana. Berikut ini postingan admin FP Kantor Arsip Universitas Sumatera Utara:
Diklat Dasar-Dasar Kearsipan di lingkungan USU dilakukan pada tanggal 21-22 maret 2018 di Ruang Rapat Senat Akademik Lt. 3 Gedung Biro Pusat Administrasi, acara di buka langsung oleh Sekretaris Universitas Bapak Dr. dr. Farhat, M.Ked (ORL_HNS), Sp.T.H.T-K.L.(K).
Dihadiri oleh Kabag, Kepala Tata Usaha dan Pengelola Arsip dari masing- masing Biro, Fakultas dan Unit Kerja yang ada di lingkungan USU.
Diklat dasar-dasar kearsipan yang di selenggarakan bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dalam pengelolaan kearsipan agar pemberdayaan arsip sebagai tulang punggung manajemen serta penyelamatan arsip yang bernilai guna pertanggungjawaban nasional dapat terlaksana secara efektif dan efisien.
Pada acara diklat ini materi yang dibahas adalah pengatar kerasipan oleh Bapak Eddy Siregar, S.Si , Pengelolaan asrip dinamis dan arsip statis oleh Ibu Himma Dewiyana, ST., M.Hum dan Pengelolaan Asrip berbasis TIK oleh Bapak Bandot Sumardiono, ST., M.Kom dari Arsip Nasional Republik Indonesia.
Dalam postingan admin FP Kantor Arsip USU, Himma Dewiyana disebut sebagai Pengelolaan arsip dinamis dan arsip statis di Univeristas Sumatera Utara (USU).
Alangkah mengagetkan, postingan admin FP Kantor Arsip Universitas Sumatera Utara ini pun dikomentari netizen yang langsung menunjuk himma dewiyana .
Tangkap himma dewiyana pendukung teroris, dosen berbahaya penyebar radikalisme," tulis Agus Prasetyo.
"Apakah Ada Dosen USU bernama Himma Dewiyana? Bila ada, USU harus bertindak TEGAS. Dosen kok dangkal otaknya!" dilanjutkan komentar Allan Pratama Banjarnahor.
"Tangkap dan pecat biar enggak lebaran sampai busuk...???" komentar Andi Laila.
Sebelumnya juga, salah satu pemilik akun facebook Fitri Septiani Alhinduan telah diamankan polisi.
Setelah diamankan, Fitri Septiani Alhinduan ternyata adalah seorang kepala sekolah SMP di Pontianak, Kalimantan Barat.
Penangkapan berawal dari unggahannya di akun facebooknya yang dianggap tidak bersimpati kepada para korban.
Gara-gara statusnya ini Fitri harus berurusan dengan pihak kepolisian.
Ia pun dijemput aparat kepolisian untuk dimintai keterangan.
Melansir TribunLampung.co.id, Kasat Reskrim Polres Kayong Utara, AKP Denni Gumilar membenarkan pihaknya telah mengamankan seorang terduga pelaku ujaran kebencian melalui media sosial, FSA.
Dia mengaku belum dapat memberikan komentar lebih lanjut terkait kasus ini, sebab pihak kepolisian masih melakukan pemeriksaan terhadap tersangka.
FSA ditangkap lantaran diduga telah memposting status di Facebook yang berbau ujaran kebencian terkait peristiwa teror yang menghantam tiga gereja di Surabaya, Jawa Timur, Minggu (13/5/2018).
"Saat ini yang bersangkutan masih dalam tahap pemeriksaan," katanya saat dihubungi via telepon.
Status FSA ini sempat viral di media sosial, khususnya Facebook.
Dari penelusuran yang dilakukan Tribun di situs Sekolah Kita milik Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, FSA diduga mengemban tugas sebagai kepala sekolah di satu SMP, Kayong Utara.
"Alhamdulillah, ibu yang berprofesi sebagai ASN ini sudah diangkut oleh Polisi untuk mempertanggung jawabkan bualannya di media sosial. Tidak cukup dengan proses hukum, tapi ibu ini pantas untuk dipecat. Berani berbuat harus berani bertanggung jawab." tulis netizen.
2. Diana Nadia alias Lhana Anina
Diana Nadia alias Lhana Anina (paling kanan). Facebook.
Setelah kejadian bom 3 gereja di Surabaya, akun facebook Diana Nadia memosting kalimat yang mengatakan, kalau bom tersebut adalah rekayasa dan pengalihan isu.
Postingannya pun langsung diserbu netizen. Bahkan screenshoot postingannya bertebaran di media sosial.
Setelah viral, ia pun kembali memosting permohonan maaf.
Diana Nadia memliki lebih dari 1 akun facebook.
Ia juga memiliki akun facebook atas nama Lhana Anina.
Rupanya beberapa penyebar opini menyesatkan tentang latar belakang pemboman 3 gereja itu ketakutan sendiri. Tadi si Dian, akun facebooknya yang memosting opini menyesatkan itu telah hilang tak terlacak lagi. Dan ini, Lhana Anina, stelah posting-posting sebarin opini busuk itu hilang postingannya dan muncul postingan baru berisi "permintaan maaf dan ungkapan bela sungkawa". Saya belum yakin itu ekspresi "kesadaran baru". Makanya ta.....otak dipakai mikir secara jernih jangan biarkan terkotori rasa benci...." tulis postingan
Farid Rusman.
"Bapak-bapak Divisi Humas Polri, Divisi Humas Mabes Polri, Cyber Crime Polri, ini tolong diringkus, pak, meresahkan. postingan aslinya sudah dihapus oleh yg bersangkutan, tapi banyak yg menyimpan tangkapan layar dari postingannya," tulis Eko Sujatmiko.
Penelusuran Tribun-Medan.com, pada saat ini akun facebook atas nama Diana Nadia dan Lhana Anina sudah tidak aktif lagi. Dan belum ada info kelanjutnya, apakah Diana Nadia sudah dijemput petugas kepolisian atau belum.
Baca Juga : Heboh Cewek Ini Tolak 'Uang Putus' Rp 4,4 Miliar dari Mantan, Inilah yang Terjadi
Kamis, 17 Mei 2018
Dosen USU Himma Sebut Bom Gereja Rekayasa, Humas USU: Itu Akun Pribadinya, Bukan Akun Universitas
berita terviral
Langganan:
Posting Komentar (Atom)




Tidak ada komentar:
Posting Komentar