Breaking

Selasa, 15 Mei 2018

Sidang Dedengkot ISIS Indonesia Ini yang Bikin Teroris Marah dan Picu Serangan Bom Bunuh Diri

TexasBerita - Ancaman serangan teroris terutama dari sel tidur Jemaah Ansharut Daulah (JAD) masih tinggi selama proses persidangan Aman Abdurrahman di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.


Aman Abdurrahman sering disebut sebagai pimpinan ISIS Indonesia.

Dia dituntut sebagai terdakwa kasus Bom Thamrin dan bom gereja Samarinda.

Kurnia Widodo, mantan narapidana kasus terorisme, sebagai saksi dalam persidangan Aman mengatakan, Aman merupakan pimpinan tertinggi ISIS di Indonesia.

Kurnia mengetahui informasi tersebut dari ikhwan-ikhwan-nya saat masih bergabung di kelompoknya dulu di Masjid As Sunah, Bandung, Jawa Barat, dan media-media jihadis.

“Dia (Aman) dikenal di kalangan kami, aktivis, dia ulama paling tinggi dari ISIS di Indonesia. Pusatnya di Irak dan Suriah,” kata Kurnia saat bersaksi dalam persidangan, dikutip dari Kompas.com.

Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane berharap Kepolisian dan tim Datasemen Khusus (Densus) 88 harus mengantisipasi jaringan JAD pada sidang tuntutan Aman Abdurrahman di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan mendatang.

"Antisipasi maksimal ini perlu dilakukan agar tidak ada celah bagi teroris untuk melakukan serangan balas dendam saat sidang tokoh JAD tersebut," ujar Neta dalam keterangannya.

Semula sidang tuntutan Aman sebenarnya pada Jumat (11/5/2018). Akan tetapi, agenda persidangan ditunda lantaran peristiwa kerusuhan di Markas Komando Brigade Mobil (Mako Brimob) Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat.

Bahkan Aman digunakan Polri untuk menenangkan napi teroris yang sudah menguasai beberapa blok Rutan Mako Brimob.

Neta mengungkapkan berdasarkan informasi yang diperoleh IPW bahwa pergerakan para teroris yang berasal dari jaringan yang semula tertidur masih terjadi.

Bahkan pergerakannya semakin agresif pascarentetan teror bom di Surabaya, Jawa Timur dan menjelang sidang tuntutan Aman Abdurrahman.

Para teroris itu seakan mendapat support moral pascateror bom di Surabaya," ujarnya.

Terakhir, Neta menyebutkan wilayah Depok, Jakarta Timur dan Tangerang Selatan perlu diantisipasi maksimal agar kepolisian tidak kebobolan dalam menghadapi manuver jaringan teroris.

Senada pengamat terorisme, Harist Abu Ulya mengatakan, sosok Aman Abdurahman masih menjadi panutan bagi semua sel-sel teroris di Indonesia. Baik itu jaringan Jamaah Ansharud Daulah (JAD) maupun Jamaah Ansharut Tauhid (JAT), yang sama-sama berafiliasi terhadap ISIS.

"Itu adalah di antaranya, sesuatu yang menambah mereka marah karena pimpinan mereka (Aman Abdurahman) dianggap dizalimi," kata Harist, Selasa (15/5/2018).

Pasca-kerusuhan di Mako Brimob, aksi teror bom bunuh diri terjadi di tiga gereja secara bersamaan pada Minggu (13/5/2018) yakni di gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela Jalan Ngagel Madya, Gereja Pante Kosta, Jalan Arjuno dan GKI Jalan Diponegoro. Akibat ledakan ini 18 orang meninggal dunia dan puluhan lainnya luka-luka.

Kemudian pada malam harinya terjadi ledakan bom di Rusunawa Wonocolo, tepatnya di belakang Polsek Taman Sepanjang, Sidoarjo, Jawa Timur. Peristiwa itu menelan korban 3 orang tewas dan satu diantaranya masih anak-anak.

Senin (14/5/2018) kembali terjadi bom bunuh diri di pintu masuk Polrestabes Surabaya. Lagi-lagi pelaku masih satu keluarga yang melibatkan anaknya. Beruntung bocah berusia 7 tahun itu selamat, sedangkan kedua orang tuanya tewas.

"Itu memang sudah direncanakan oleh sel-sel yang ada di Surabaya, baik itu yang ada di gereja di kantor polisi Rusunawa Sidoarjo, itu memang satu jaringan, komunitas yang sama dan motifnya memang mereka itu dendam terhadap aparat keamanan,"

Baca Juga : Ayah Dellisa Bersyukur Irwan Kincit Ditangkap, Minta Polisi Beri Hukuman Berat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar