TexasBerita - Masyarakat di Jalan Karya Rakyat Gang Melati 1, Kelurahan Sei Agul, Kecamatan Medan Barat, Sumatera Utara, dibuat panik saat menemukan sebuah kardus di atas sepeda motor, Rabu (6/6/2018).
Saat kardus dibuka, kecurigaan berganti menjadi situasi mencekam karena kardus itu berisikan mayat wanita.
Kepolisian akhinya bisa mengungkap identitas mayat dalam kardus yang bernama Rika Karina.
Tak butuh waktu lama bagi polisi, pelaku pembunuhan terhadap Rika Karina akhirnya berhasil diringkus.
Pihak kepolisian berhasil meringkus pelaku di kediamannya di komplek Ivory Jalan Platina Raya nomor 1M pada Kamis (7/6/2018) sekitar pukul 03.00 WIB.
"Iya benar pelaku sudah kami amankan. Sebentar ya kami masih lakukan interogasi data diri dan motifnya," ujar Kapolsek Medan Barat Kompol Rudi Silaen.
Lalu siapa Rika Karina?
Inilah 5 fakta kehidupan Rika Karina sebelum meninggal dunia.
1. Tinggal di rumah saudaranya
Rika Karina kurang lebih sudah hampir satu tahun tinggal sendirian.
Awalnya ia tinggal di kompleks Pesona Malibu dengan om dan tantenya.
Namun saudaranya dikabarkan sudah memiliki rumah sendiri dan pindah ke Binjai.
"Kami pun dek, baru belakangan ini tau kalau ia tinggal sendirian. Ia tinggal di Blok A nomor 75. Kegiatan pergi kerja pukul 09.00 WIB pulang 22.30-23.00 WIB, gitu saja dek," kata salah seorang petugas keamanan kompleks Pesona Malibu, Igun Adi (29) yang dikutip dari Tribun Medan.
2. Rika Karina di Mata Ayahnya
Ayah korban, Muhammad Sahuri, mengakui anaknya sosok yang tertutup dan jarang datang ke rumah.
"Memang dia agak tertutup orangnya. Terakhir kami jumpa Jumat (27/4/2018). Kemarin itu, saya ngantar dia ke Amplas untuk berangkat kerja. Setelah itu, dia naik angkot ke tempat kerjanya. Setelah itu, enggak pernah jumpa lagi, komunikasi pun jarang," katanya yang ditemui di kediamannya di Jalan Tangguk Bongkar, Gang Ikhlas, Mandala, Medan Denai, Kota Medan.
3. Akan dilamar pacarnya
Ibunda Rika, Sarinah mengungkapkan anaknya tersebut adalah sosok yang baik.
''Walaupun kemarin bulan April, dia bilang sama saya mau dilamar pacarnya orang Padang. Tapi, kubilang, 'ya sudah baik-baik ya' itu kubilang sama dia," ucapnya.
Ia juga mengungkapkan jika Rika Karina jarang pulang dan akan pulang saat malam takbiran nanti.
Setelah itu, katanya sama ku, 'Mak, aku pulang nanti, lebaran pada malam takbiran'. Ya sudah, 'Rika sudah makan belum' gitu kubilang sama dia," ucapnya.
Setelah berkomunikasi pada bulan April kemarin, Sarinah dan Sahuri tidak pernah lagi komunikasi dengan anaknya tersebut.
"Setelah itulah, enggak ada komunikasi lagi. Memang anakku ini, agak tertutup, apalagi soal hubungannya sama orang lain. Agak pendiam orangnya. Saya berharap sekali. Dia anak yang baik. Walaupun kami jarang komunikasi akhir-akhir ini. Apalagi masalah pacar agak tertutup," ujarnya.
4. Kerja di toko kosmetik
Seorang teman korban, Indri Anggraini (21) yang sehari-harinya bekerja sebagai sales produk elektronik di Plaza Millenium mengatakan bahwa telah kenal korban selama setahun terakhir.
Ia menuturkan gerai kosmetik tempat Rika sempat buka Rabu pagi dan tutup lagi pada jam 10.30 WIB.
"Korban itu pendiam kali orangnya, bisa dibilang sangat menutup diri. Soalnya asal baru datang biasanya langsung bersihkan steling Kosmetik, terus dia duduk ditempat jualan sambil dengerin musik pake headset," kata Indri, Rabu (6/6/2018)
Ia menambahkan bahwa Rika nggak pernah aneh-aneh.
Biasa dia pulang jam 22.30 setelah membereskan dan menutup steling toko menggunakan kain
"Pokoknya selama aku kenal dia, jarang sekali aku lihat dia banyak ngomong. Paling dia aku lihat mau ngomong sama customer yang beli nanya harga aja," sambungnya.
5. Kesaksian tetangga
Kematian Rika karina yang mengagetkan tersebut dirasakan oleh Chandra sebagai abang tiri sekaligus tetangganya.
Ia terakhir berkomunikasi dengan korban pada Sabtu (2/6/2018) silam.
Saya rasa yang bunuh itu enggak manusia lagi. Saya mendengar berita ini, saya sangat sedih, karena Rika itu baik orangnya, tapi memang dia pendiam orangnya," ucap pria berbaju kemeja warna hitam itu.
"Kemarin itu beli hp adeknya dia. Terus ku bilang 'banyak uang ya'. Memang dia pendiam, tapi dia bisa juga bercanda orangnya," katanya lagi.
Sedangkan, menurut Feri tetangga orangtua korban, sosok Rika jarang bersosialisasi di tempat kediaman orangtuanya.
"Dia kan pulang setiap bulan ke rumah orangtuanya, selalu akhir bulan pasti datangnya. Dia memang jarang bersosialisasi di sini (tempat orangtua Rika). Setahu aku, dia kalau pulang masuk ke rumah, setelah itu ke kamar dan main game. Itu aja yang ku tahu," katanya.
****
Pelaku Pemerkosa Bocah 7 tahun Ditembak di Kaki
Sementara itu, dalam kasus yang berbeda, dalam kurun waktu empat jam, Team Scorpion Jatanras Polres Serdang Bedagai (Sergai) Sumatera Utara, bersama personel Polsek Kutarih meringkus pelaku rudapaksa dan pembunuhan bocah tujuh tahun berinisial, RB.
Tersangka adalah Salomo Barus (53), warga Dusun I, Desa Pama, Kecamatan Silinda, Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai), Sumut.
"Setelah kita lakukan penyelidikan, ahirnya kita mengetahui identitas tersangka dan langsung mengejar pelaku," ungkap Kapolres Sergai, AKBP Juliarman Eka Putra Pasaribu melalui Kasat Reskrim AKP Alexander Piliang, Jumat (8/7/2018).
Petugas kepolisian harus melakukan tindakan tegas dan terukur dikarenakan tersangka coba melakukan perlawanan saat diringkus petugas.
"Kedua kaki tersangka ini ditembak setelah coba melakukan perlawanan saat kita amankan," terang Alex.
Dikatakan Alex, aksi pemerkosaan itu sudah dua kali dilakukan oleh tersangka, dimana sebelumnya aksi itu ia lakukan pada bulan Mei 2018 lalu. "Ini yang kedua kalinya, saat beraksi tersangka memberikan uang kepada korban sebesar Rp20 ribu," katanya.
Namun pada pemerkosaan kedua, korban melawan sehingga membuat tersangka emosi dan langsung mencekik leher korban hingga meninggal dunia.
Sementara itu, Salomo Barus mengatakan kalau dirinya sudah bercerai dengan istrinya lima tahun lalu. Dari pernikahanya itu, ia juga tidak memiliki anak.
"Aku pun gak tahu kenapa bisa begini pak, dia melawan makanya aku mencekik lehernya hingga dia tewas," kata pria berusia lebih setengah abad ini.
Sadar kalau saat itu korban tewas, tersangka kemudian menyeret jenazah korban sejauh 500 meter dari lokasi pemerkosaan di perladangan Dusun 1, Desa Pamah, Kecamatan Silinda.
"Setelah itu mayatnya kuseret sejauh 500 meter dan kuletakkan di semak-semak kututup dengan daun keladi, kemudian aku pergi," katanya.
DIberitakan sebelumnya, seorang bocah perempuan berinisial RB (7) diduga menjadi korban rudapaksa kemudian dibunuh.
Mayatnya ditemukan di jurang sekitar 300 meter dari kediamannya di Desa Pamah, Kecamatan Silinda, Serdangbedagai, Jumat (8/6/2018) pagi.
Berdasarkan informasi yang didaparkan Tribun-Medan.com dari polisi, jasad RB ditemukan dalam posisi miring dan ditutupi daun pisang. Pada bagian lehernya ada luka memar.
“Dia korban pembunuhan, karena ada bekas cekikan dan ada luka di kemaluannya,” kata Kasat Reskrim Polres Serdangbedagai, AKP Alexander Piliang.
RB merupakan siswa kelas 1 SD. Dia dikabarkan hilang dari rumahnya sejak Kamis (7/6/2018) siang. Pencarian yang dilakukan keluarganya berakhir dengan duka mendalam.
Warga yang menemukan tumpukan daun pisang di dalam jurang. Begitu terkejut, saat dibuka, jasad RB ditemukan. Kejadian itu dilaporkan ke Polsek Kotarih.
Tim dari Satreskrim Polres Sergai kemudian turun ke tempat kejadian perkara (TKP). Mereka melakukan penyelidikan dan mengevakuasi korban ke RS Bhayangkara Medan.
Kasus pembunuhan ini masih diselidiki polisi. Mereka sudah mengidentifikasi terduga pelaku.
“Kita tengah mengejar pelaku. Masih warga Kotarih juga,” jelas Alexander.
Baca Juga : Pria Usia Setengah Abad Perkosa dan Bunuh Bocah Tujuh Tahun, Dua Kakinya Ditembak Team Scorpion
Sabtu, 09 Juni 2018
5 Fakta Gadis Cantik Rika Karina yang Dimutilasi, Hingga Pria Ini Perkosa dan Bunuh Gadis 7 Tahun
berita terviral
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar