TexasBerita - Jenazah EPA (16), gadis yang gantung diri diduga karena tak bisa masuk ke SMA favorit, dimakamkan. Dilansir Tribun-Video.com dari Kompas.com, Sabtu (2/6/2018), pemakaman dilaksanakan di sekitar rumah korban di Srengat, Blitar, Jawa Timur, Jumat (1/6/2018) siang.
Permintaan EPA dalam surat wasiatnya pun dikabulkan, yakni jenazahnya ditempatkan di peti putih.
Sang ayah tersedu sambil berkali-kali memanggil nama korban selama proses pemakaman.
Endang, ibu EPA, mengaku terpukul dan sempat menceritakan keinginan anaknya masuk SMA favorit.
Dia inginnya ke tempat seperti mas dan mbaknya. Kalau nilai mencukupi, tapi dia pesimistis karena rayon, zonasi itu," kata Endang.
Diketahui, EPA sempat menulis surat wasiat sebelum ditemukan tewas tergantung, Selasa (29/5/2018), di kosen pintu kamar kos di Sananwetan, Blitar, yang ia tinggali dengan Mariani, pengasuhnya.
Sebelum melakukan aksinya, EPA memaksa Mariani untuk membelikannya nasi.
Mariani sempat meminta EPA menunggu karena di bulan Ramadan banyak warung tutup.
Empat surat wasiat itu sudah ditanyakan ke keluarga, dan memang tulisan tangan korban.
Satu surat berisi biodatanya disertai permintaan maaf dan ucapan terima kasih untuk ibu dan kakak-kakaknya.
EPA berterima kasih karena ibunya telah bekerja siang-malam untuknya dan karena kakak-kakaknya selalu memberi dukungan untuk EPA.
Surat berikutnya berisi permintaannya pada sang ibu agar jenazahnya segera dikremasi.
Korban juga meminta keluarganya untuk tidak memasang bendera putih setelah ia meninggal.
Selain itu, korban juga meminta ibunya untuk tidak buka praktik sampai Lebaran.
Di surat itu ia juga meminta maaf ke pemilik kos karena rumahnya dijadikan tempat bunuh diri.
"Jangan tunjukkan ke orang banyak bahwa aku telah menyerah," tulis EPA.
Surat selanjutnya merupakan ucapan terima kasih dan permintaan maaf untuk Mariani, yang ia sapa dengan sebutan 'Maklek', karena telah mengasuh korban sejak kecil.
Surat lainnya, yang terakhir, juga ditujukan untuk Mariani.
Dalam surat itu, korban meminta Mariani untuk tak berteriak saat menemukan tubuhnya tergantung.
Korban juga meminta Mariani untuk menelepon RSUD Mardi Waluyo, yang nomornya sudah ia tulis, dengan keterangan letak kartu BPJS yang sudah disiapkan korban.
Menurut kakak korban, ada masalah keluarga yang diduga melatarbelakangi niat EPA bunuh diri.
Sementara soal motif bunuh diri karena EPA tak bisa masuk SMA favorit, kakak korban belum tahu.
"Keterangan kakaknya, korban sedang ada masalah keluarga. Sekarang belum waktunya pendaftaran SMA," kata Kasat Reskrim Polres Blitar Kota, AKP Heri Sugiono.
"Kami masih mendalami motif bunuh diri yang dilakukan korban," ujar AKP Heri Sugiono.
Sebelumnya, siswi yang baru lulus dari SMPN 1 Blitar itu memang dikenal pintar, berprestasi, dan pendiam oleh Kepala Sekolah dan teman-temannya.
Dugaan sebelumnya menyebutkan korban stres nilainya turun dan takut tak bisa masuk SMA favorit di Blitar.
Disebutkan juga, sistem zonasi yang diterapkan SMA tersebut menyulitkan EPA untuk diterima.
Baca Juga : Memilukan! Ibu Sebenarnya Menunggu Kabar Rosalia Dilamar Pacar, Bukan Pdt Anderson
Sabtu, 02 Juni 2018
Permintaan Gadis yang Gantung Diri Dipenuhi di Pemakaman, Ayah Histeris Panggil Namanya Berkali-kali
berita terviral
Langganan:
Posting Komentar (Atom)




Tidak ada komentar:
Posting Komentar